Peace, Please!

Mahasiswa Juga Benci dengan Demo

Sebuah opini

Tentu saja! Siapa yang senang dengan kemacetan yang diakibatkan oleh aksi demo mahasiswa? Saya yakin 99,9% dari anda tidak senang. Kecuali kalau anda adalah salah satu dari peserta demo atau orang yang membiayai demonstrasi. Belakangan ini memang lagi hot-hot nya demonstrasi menentang kebijakan kenaikan harga BBM. Saya juga tidak setuju dengan kenaikan harga tersebut. Tapi saya fikir demo nya tidak perlu sampai anarkis.

Saya memang masih mahasiswa, tapi kalau yang namanya ikut demo alhamdulillah saya belum pernah ikut. Bagaimana tidak, demo nya begitu-begitu saja. Cuma bikin resah warga saja. Sering kali demo tidak tepat sasaran. Contohnya, kemarin katanya demo menolak kenaikan harga BBM, tapi kenapa sampai mobil truck Coca Cola yang dibalik? Kan kasihan. Belum lagi orang-orang yang harus kecewa karena tidak bisa lewat dijalan raya karena jalan dipalang para demonstran.

Peace, Please!
Peace, Please!

Saya tidak merasa sok dengan tidak mendukung para demonstran. Demo ya demo, tapi yang kreatif lah. Saya juga tidak mengerti dengan pola fikir teman-teman mahasiswa yang kadang memang diluar akal sehat. Mungkin karena dibutakan oleh bayang-bayang sikap “heroik” mereka yang berani tampil ditengah jalan dengan membakar ban. Bodoh sekali! ❗

Padahal sudah capek-capek dibiayai oleh orang tua untuk kuliah baik-baik, malah bikin onar saja. Bikin warga masyarakat jadi tambah berfikir negatif dengan mahasiswa. Sampai-sampai ustadz yang ceramah di masjid waktu shalat Jum’at mencap jelek  kampus saya. Karena demo terjadi pas didepan kampus saya. Padahal bukan hanya mahasiswa kampus saya yang ber demo. Tapi mau bagaimana lagi, ini lah dampak nya, satu berbuat banyak yang kena getahnya. Malang nya kampus ku!

Saya dan kawan-kawan yang mendengar ceramah tersebut, merasa sangat malu! 😥 yah, mau bagaimana lagi. Sudah terlanjur jelek citra kami. Meskipun kalau mau berdebat, kami bisa berargumen bahwa tidak semua mahasiswa kampus kami berwatak “pendemo”. Malah kalau mau dibandingkan dengan kampus lain, angka aksi demonstrasi yang meresahkan warga kampus kami jauh lebih sedikit. Kami sudah jarang ber demo.

Jadi sudah jelas, bukan hanya warga yang mengutuk aksi demo yang anarkis, kami yang mahasiswa pun tidak setuju dengan hal itu. Dan kami tidak setuju dengan stereotip-stereotip orang-orang kalau kami semua anarkis dan kriminal. Tidak semua mahasiswa ber watak seperti itu.

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

2 Comments

    • Hehehe… Iya, dan kita-kita yang gak ikut demo juga kadang jadi bulan-bulanan warga karena dikira ikut demo. Wooh…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.